Kesulitan berbicara pada penderita dengan celah langit-langit akan berdampak pada aspek psikologi sosial. Dampak tersebut meliputi kesulitan situasional saat berbicara, dampak emosional penderita, persepsi orang lain dan dampak pada orang tua penderita, sehingga perlu dilakukan operasi penutupan celah langit-langit atau palatoplasty. Pasca operasi penutupan celah langit-langit dimungkinkan masih belum berfungsi dengan benar saat berbicara atau lebih dikenal dengan Velopharyngeal Dysfunction (VPD). Sehingga perlu dilakukan terapi wicara yang idealnya diberikan 3 bulan setelah operasi penutupan celah langit-langit. Tujuan terapi wicara adalah meningkatkan keterampilan bicara (ketepatan artikulasi dan fonasi) serta mengembangkan kebiasaan bicara yang baik dan belajar bagaimana menghasilkan suara dengan benar (Helen et al., 2011; Denadai et al., 2019; Kummer, 2020).
Bayi yang lahir dengan celah bibir langit langit, perlu tatacara khusus untuk pemberian minumnya untuk mendukung pertumbuhan dan berkembangannya. Celah pada langit-langit ini menyebabkan kekuatan menghisap susu dari botol menjadi terganggu. Hal ini menyebabkan bayi dengan celah langit-langit berisiko mengalami gangguan asupan nutrisi. Yang harus diperhatikan oleh para orang tua adalah cara memberi makan bayi mereka dengan dot botol khusus. Bayi harus bisa minum susu dengan nyaman dalam jumlah waktu yang wajar, tanpa kesulitan bernapas maupun tersedak. Model Botol Minum Susu Pada Pasien Celah Lelangit “MARI MENJADI DONATUR....” BCA 3880999191 a.n Yayasan Indonesia Smile Mandiri 142 000 2018 777 a.n Yayasan Indonesia Smile Bantu Kami Mewujudkan Senyum Mereka https://kitabisa.com/indonesiasmile Fb : Yayasan Indonesia Smile IG : @yayasanindonesiasmile www.yayasanindonesiasmile.blogspot.com #sharing #yayasanindonesiasmile #everyonecanbeahero #foundation...
Comments
Post a Comment