LATAR BELAKANG
Yayasan Indonesia Smile didirikan atas dasar
pertimbangan kemanusiaan untuk mendukung pelayanan sumbing bibir dan
langit-langit. Hal ini dikarenakanmengingat banyaknya penderita sumbing bibir dan langit-langit di
Indonesia. Secara statistik kasus bibir sumbing dengan atau tanpa celah palatum
adalah sekitar 1:600 kelahiran. Kasus celah palatum (langit-langit) saja
sekitar 1:1.000 kelahiran. Pada tahun 2012 Pusat Pelatihan Celah Bibir dan
Langit-Langit Internasional mencatat sekitar 7.500 pasien pertahun yang dapat
di catat di Indonesia (Jurnal Nasional, 2012). Pada tahun 2014 terdapat data
baru yang menunjukkan nilai 8 dari 1.000 kelahiran lahir dengan kelainan bibir
sumbing. Masalah yang ditimbulkan akibat bibir sumbing dan celah langit-langit
yaitu masalah fungsi, estetik dan psikis. Ketiga hal tersebut akan saling
berhubungan, dimana masalah fungsi akan berkaitan dengan masalah asupan gizi.
Apabila bayi mengalami masalah celah bibir dan langit-langit, maka bayi tidak
dapat menyusu dengan baik sehingga asupan nutrisi akan terganggu. Masalah
estetik akan mempengaruhi penampilan wajah dari pasien yang dapat mempengaruhi
psikis pasien yang selanjutnya akan terkait dengan kehidupan sosial pasien.
Secara definisi Bibir Sumbing dan celah
langit-langit adalah suatu bentuk kelainan sejak lahir atau cacat bawaan berupa
celah bibir atas yang dapat meneruskan sampai pada gusi, gusi dan langit-langit
yang seharusnya terbentuk di usia trisemester pertama, tetapi Karena tidak
terbentuknya jaringen mesoderm pada daerah tersebut sehingga prosesus nasalis
dan maksilaris yang telah menyatu menjadi terpecah kembali.
Comments
Post a Comment